Menurut beberapa sumber yang diperoleh Sinar Keadilan saat berada di TKP, penyebab kebakaran masih simpang siur namun dari keterangan beberapa saksi, api berasal dari Lantai II tepatnya di ruangan Bakti Sara, tempat beribadah atau tempat melakukan ibadah khusus. Berri CWT, salah seorang saksi, mengatakan api berasal dari Lantai II. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Ahak, salah seorang penduduk yang tinggal tak jauh dari vihara dan merupakan salah seorang yang pertma datang menolong. Menurutnya, sdaat tiba di lokasi, api terlihat membesar di Lantai II tempat ritual sembahyang.
Kejadian berlangsung cukup singkat, karena memang seluruh isi ruangan dipenuhi bahan-bahan yang mudah terbakar sehingga api dengan mudah menjalar dan memusnahkan seluruh ruangan lantai II hingga ke lantai III. Selain itu, pada saat kejadian, angin berhembus cukup kencang sehingga diduga semkain memudahkan api menjalar ke ruangan lain. Api juga membakar ruangan di sisi kanan gedung, yakni gedung yang dipergunakan sebagai mess atau asrama para biksu dan tamu yang berkunjung di rumah peribadatan tersebut. Api juga melahap ruang perpustakaan hingga tinggal puing-puing.
Sedikitnya enam unit pemadam kebakaran dikerahkan untuk menjinakkan api, yakni empat unit pemadam milik Pemko Siantar, satu unit milik Pemkab Simalungun, dan satu unit milik perusahaan rokok NV.STTC. Api dijinakkan setelah berselang hampir 5 jam lamanya karena awalnya petugas pemadam kebakaran sulit memadamkan api karena lokasi kebakaran sulit dilalui oleh kendaraan pemadam.
Tujuh orang tewas dalam peristiwa tersebut. Bhiksu Shek You Chen Alias Laumen (69), ditemukan tewas tertelungkup di lantai III tepatnya di ruang makan pukul 07.00 Wib. Sujad Widodo (40) PNS, pengajar guru Agama Budha asal Jakarta, ditemukan tewas di lorong jalan Gedung lantai III ruang Asrama atau peruntukkan mess atau tamu yang menginap. Dua karyawan cleaning service masing-masing Diar Pirgunawan (20), warga Dusun III B Desa Serapuh beserta rekannya Nizar (18) Desa Gajing, Serapuh, mereka ditemukan tewas di dalam bilik kamar atau mes di ruangan yang sama. Sementara tiga orang lainnya, Aini alias Sumaria (42), Aicun Alias Susanti (44) dan Tri Handayani Alias Chu Chiu Ling (65), keseluruhan warga asal Binjai yang kebetulan berkunjung untuk melakukan sembahyang ritual, ditemukan tewas tertelungkup di lantai kamar peristirahatan mereka tepat bersebelahan dengan kamar dua cleaning service yang ditemukan sebelumnya. Seluruh jasad ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Sementara informasi yang diperoleh dari kepolisian dan pengurus vihara lainnya, sedikitnya delapan orang lainnya mengalami luka-luka akibat panik dan berusaha melarikan diri dengan terjun ke lantai dasar dan ke beberapa rumah warga yang ketepatan berdekatan di sekitar Vihara. Namun saat dicek ke beberapa rumah sakit di Siantar, tak satupun korban luka ada di rumah sakit. Menurut beberapa petugas medis di RS. Vita Insani Jalan Merdeka, hampir seluruh korban langsung dievakuasi keluarga korban menuju kota Medan untuk mendapatkan perawatan yang intensif.
Sekitar pukul 16.00 Wib, Dirjen Bimas Budha Departemen Agama RI Budi Setiawan tiba di lokasi kebakaran dan meninjau langsung lokasi kebakaran. Kepada Sinar Keadilan Budi Setiawan mengaku datang ke lokasi untuk menunjukkan upaya dan perhatian dari pemerintah atas kejadian kebakaran ini.Ia mengatakan sangat prihatin atas peristiwa tersebut dan secepatnya akan mengupayakan bantuan dari pemerintah dan akan memberikan santunan kepada masing-masing korban.
Kapolresta Pematangsiantar AKBP Andreas Kusmaedi, MM, didampingi Kasat Reskrim Polresta Pematangsiantar AKP Bustami, bersama dengan Kapolsek Siantar Selatan AKP Robert Gultom, SH, Kasat Intelkam AKP Rusdi, saat dikonfirmasi di sekitar TKP mengatakan bahwa hingga saat ini petugas masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa kebakaran tersebut. “Petugas masih terus melakukan penyelidikan terkait peristiwa kebakaran ini. Kami dibantu Tim Labfor Polda Sumatera Utara yang sengaja di turunkan untuk menyelidiki sebab-sebab kebakaran,” papar Andreas sembari menambahkan bahwa menurut keterangan yang diperoleh dari pihak pengelola rumah ibadah kerugian ditaksir mencapai 5 Miliar. (daud)