30 Agustus, 2008

Rakyat Menolak dan Siap Turun ke Jalan Lakukan Perlawanan

Rencana Kenaikan Tarif PDAM Tirtauli Pematangsiantar

SIANTAR-SK: Rencana kenaikan tarif air minum sebesar 50% yang diusulkan direksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Pematangsiantar terus mendapat penolakan dari berbagai elemen masyarakat. Bahkan bila kenaikan tarif ini terus dipaksakan, beberapa elemen masyarakat menyatakan siap turun ke jalan melakukan perlawanan. Demikian diungkapkan pendiri Sahabat Center, Berry CWT, Kamis (14/8).
Menurut Berry, alasan PDAM Tirta Uli menaikkan tarif air minum untuk menanggulangi beban operasional, dinilai sebagai bentuk akal akalan semata. Menurutnya, direksi lebih baik melakukan efisiensi anggaran untuk menanggulangi beban operasional. Diyakininya, dengan efisiensi anggaran akan mampu membuat perusahaan milik Pemko Pematangsiantar tersebut sembuh dari penyakit merugi yang selama selalu menghantui. Apalagi Kota Pematangsiantar dan Simalungun dikenal sebagai daerah yang kaya akan sumber air minum.
Menurutnya biaya operasional pendistribusian tidak begitu membutuhkan biaya besar. “Karena sistem pengaliran airnya juga berawal dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah. Ditambah lagi sumber air yang didapat dari wilayah Kabupaten Simalungun, tidak memerlukan proses pengolahan menjadi air minum (air bersih). Paling, PDAM Tirta Uli hanya tinggal melakukan pemberian obat (kaporit), untuk membunuh kuman penyakit,” kata Berry.
Berry menambahkan bila direksi PDAM Tirtauli terus memaksakan kenaikan tarif, bila perlu masyarakat harus melakukan perlawanan sampai turun ke jalan. “Kita harus protes keras rencana itu. Bila perlu turun ke jalan untuk berjuang,” sebutnya.
Di tempat terpisah, Ketua Partai Barisan Nasional (Barnas) Pematangsiantar Ir Ahmad Efendi Lubis alias Obong meminta Direktur Utama PDAM Tirta Uli Drs Sahala Situmeang agar segera membatalkan niat untuk menaikkan tarif air minum. Menurutnya, situasi saat ini untuk menaikkan tarif sangat tidak kondusif. “Pendapatan masyarakat Pematangsiantar tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi kenaikan tarif. Tidak sedikit masyarakat masih hidup susah. Bila rencana direksi PDAM itu dipaksakan, dikhawatirkan kekondusifan Kota Pematangsiantar yang selama ini terjaga, akan terusik,” kata Obong.
Apalagi, tambah Obong, saat ini mendekati masa pemilihan umum (Pemilu), bahkan sebagian tahapannya sudah berjalan. “Tentunya memerlukan konsentrasi khusus segala lapisan masyarakat dan pemerintah untuk menyukseskannya. Konsentrasi itu jangan dirusak dengan rencana kenaikan air minum,” ucap Obong. (daud)