06 Maret, 2008

Ketika Operator Seluler Berlomba Turunkan Tarif

JAKARTA-SK: Sejumlah operator telekomunikasi mulai berlomba menurunkan tarif telepon seluler. Padahal penurunan tarif interkoneksi yang ditetapkan pemerintah beberapa waktu lalu baru akan diterapkan April mendatang.
PT Excelcomindo Pratama (XL) Tbk dan PT Indosat Tbk misalnya, dalam waktu yang hampir bersamaan mengumumkan bahwa harga telepon seluler GSM-nya nyaris mencapai Rp0 per detik. Begitu juga dengan PT Telkomsel yang juga mengeluarkan produk terbarunya dengan tarif Rp0,5 per detik.
Menanggapi hal ini, Direktur Utama PT Indosat Tbk Johnny Swandi Sjam mengatakan, mekanisme tarif yang baru ini dilakukan antara lain untuk menghadapi tarif baru yang mulai diterapkan April nanti. "Kita siap-siap dari sekarang," ujarnya di Jakarta, Rabu (5/3).
Menurutnya, mekanisme penurunan tarif ini tidak menjadi persoalan bagi Indosat. Sebab di sisi lain, penurunan tarif dilakukan untuk mengefisiensikan pemakaian jaringan yang ada. "Karena dengan tarif murah, pelanggan akan menggunakan telepon lebih lama," jelasnya.
Selain itu, tambahnya, hal ini juga dilakukan untuk mendongkrak jumlah pelanggan. "Hal ini tidak berdampak terlalu signifikan terhadap revenue perusahaan," paparnya menanggapi penurunan tarif yang dinilai juga akan menurunkan pendapatan.
Setelah melakukan kajian terhadap rencana itu dan hingga program tarif baru itu diluncurkan, jelasnya, justru pemakaian pembicaraan telepon seluler semakin meningkat.
Seperti di ketahui Indosat awal tahun ini melemparkan program tarif baru yaitu menelepon ke sesama operator dari IM3 sebesar Rp15 per detik untuk 90 detik pertama dan selanjutnya Rp0,0000...1 per detik. Bila menelepon ke operator lain tarifnya Rp25 per detik untuk 90 detik pertama yang dilanjutkan dengan Rp0,00000...1 per detik untuk 90 detik selanjutnya. Program tersebut akan dijalankan hingga 30 April.
Hal yang sama juga diutarakan GM Corporate Communication XL Myra Junor. Menurutnya, justru dengan diturunkannya tarif telepon seluler tersebut, XL dapat menjaring lebih banyak pelanggan baru di tahun ini. "Targetnya tidak banyak, setidaknya pelanggan meningkat 20%," ucapnya.
Segmen pasar yang ditargetkan XL melalui tarif itu adalah pelanggan yang memang memerlukan pemakaian bicara melalui telepon di atas tiga menit. "Karena tarif rendah, mereka akan lebih lama menggunakan telepon dan pemakaian jadi lebih banyak, jadi kita yakin keuntungan justru naik dengan program ini," kata dia.
Dalam menerapkan mekanisme promo itu, XL memberikan konsep komunikasi yang berbeda dengan promo sebelumnya yang fokus pada tarif Rp1 dan Rp0,1 /detik. Pengguna XL bebas bisa telepon sampai puas setelah detik ke 60 dengan tarif normal Rp 10/detik atau Rp 600. Setelah 60 detik, tarif yang berlaku Rp0,00000.......1/detik atau setara dengan gratis. Jadi harga yang dibayar pelanggan akan tetap sama untuk nelpon sebentar maupun lama (2 menit, 3 menit, 30 menit, 60 menit dan seterusnya tetap Rp 600).
Tarif tersebut dapat dinikmati selama 12 jam mulai dari jam 23.00 –10.59. Diluar dari waktu di atas, pengguna XL bebas dapat tetap menikmati tarif ngobrol sampai puas di menit tertentu. Pada pukul 11.00 –18.59 WIB, pengguna XL bebas dikenakan Rp0,00000.......1/detik atau setara dengan gratis setelah menit ke 2. Sementara itu pada pukul 19.00 – 22.50 tarif Rp0,00000.......1/detik atau setara dengan gratis berlaku setelah menit ke 3. Adapun tarif di menit-menit awal tetap sama yaitu Rp10/detik.
Hingga akhir tahun lalu pelanggan Indosat mencapai 24,5 juta orang, XL 15,5 juta orang. Sementara itu PT Telkomsel telah menguasai lebih dari 50 juta pelanggan.
Pakar Marketing dan Iklan Simon Jonathan menyatakan, melalui perang tarif ini operator telekomunikasi berlomba memberikan tarif promo kepada konsumennya. "Intinya mereka sedang bersaing mencari market share, operator sekarang pembedanya hanya satu, harga," ujarnya.
Sedangkan lainnya, seperti daya jangkau dan layanan sudah paritas atau sama. Apalagi, menurutnya, produk seluler sekarang sudah masuk produk generik yang ditawarkan dengan harga murah. Selain itu perang tarif biasanya terjadi di lingkungan operator yang menerbitkan kartu prabayar karena pengguna kartu prabayar umumnya adalah pelanggan baru.
Sebelumnya pemerintah resmi menurunkan biaya interkoneksi antaroperator telekomunikasi sekitar 20%-40% yang akan berlaku mulai April 2008. Penurunan tarif interkoneksi ini diharapkan juga dapat menurunkan biaya telepon seluler yang ditetapkan kepada masyarakat. (MI)