23 April, 2008

Selamat, Bang Syamsul

MEDAN-SK: Hampir dapat dipastikan pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho memenangkan persaingan menuju kursi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara periode 2008-2013. Sistem penghitungan cepat (quick count) terhadap hasil Pilkada Sumatera Utara (Sumut) juga dilaksanakan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan Jaringan Isu Publik (JIP), pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pujonugroho unggul dibanding empat pasangan lainnya.

Data yang dilansir LSI dan JIP, Syamsul Arifin-Gatot Pujonugroho mendapatkan perolehan suara sebesar 27,67 persen. Disusul pasangan Tritamtomo-Benny Pasaribu sebesar 22,35 persen, kemudian pasangan Wahab Dalimunthe-Raden Syafii mendapat 17,22 persen.

Seterusnya pasangan RE Siahaan-Suherdi mendapat suara sebesar 16,51 persen, dan paling akhir pasangan Ali Umri-Maratua Simanjuntak sebesar 16,26 persen.

"Sampel TPS berjumlah 350 di seluruh Sumatera Utara. Dari sampel itu, suara yang masuk sebesar 99,71 persen," kata Denny JA Direktur Eksekutif LSI didampingi Arman Salam, Direktur Riset JIP dalam konferensi pers yang berlangsung di Hotel Grand Angkasa, Jl. Perintis Kemerdekaan, Medan, Rabu (16/4).

Hasil penghitungan cepat yang disampaikan LSI dan JIP ini, sama-sama menyatakan Syamsul unggul dan Triben pada urutan kedua seperti hasil penghitungan cepat yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia.

Bedanya, pada urutan ketiga Lembaga Survei Indonesia menempatkan pasangan Umri-Maratua, urutan keempat Wahab-Raden Syafii dan pasangan RE Siahaan-Suherdi pada urutan kelima. Syamsul yang dihubungi mengatakan masih tetap menunggu hasil resmi pemungutan suara dari KPU Sumut. Namun menurut dia, hasil perhitungan cepat berbagai lembaga survei tetap bisa dijadikan pegangan. "Biasanya kalau pun ada salah dengan hasil resmi, melencengnya tak terlalu banyak, bisa kurang atau lebih antara satu sampai dua persen. Tetapi apa pun hasil perhitungan cepat, saya tetap akan menunggu hasil resmi KPU Sumut," kata Syamsul.

Syamsul mengatakan, jika hasil resmi tetap menempatkan dia sebagai gubernur, dia tetap akan meminta dukungan dari kandidat lainnya. "Dalam pilkada Sumut ini saya tak pernah mengakui ada lawan-lawan politik, karena semuanya saling mendukung untuk menggelar pilkada damai," ujar Syamsul.

Menurut pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara Ridwan Rangkuti, kemenangan pasangan Syamsul-Gatot sangat ditentukan oleh solidnya suara PKS sebagai salah satu partai pengusung. "PKS selama ini merupakan satu-satunya partai yang berani membuat kontrak politik dengan elemen masyarakat sipil, sehingga pemilih di luar kader PKS pun memilih pasangan ini," katanya.Selain solidnya suara PKS, Ridwan mengatakan, figur Syamsul juga sangat menentukan pilihan masyarakat. "Selama ini Syamsul dikenal sebagai figur yang paling dekat dengan rakyat dibanding figur lainnya," katanya.

Partisipasi rendah

Desk Pilkada Sumut mengakui tingkat partisipasi politik dalam pilkada Sumut sangat rendah. Menurut Ketua Desk Pilkada Sumut Muhyan Tambuse, tingkat rata-rata partisipasi pemilih kurang dari 60 persen. Yang paling tinggi partisipasinya Kota Binjai (85 persen) dan Kabupaten Langkat (80 persen), sementara yang paling rendah Kabupaten Pakpak Bharat (40 persen), ujar Muhyan.

Pilkada Sumut juga diwarnai banyaknya kartu pemilih tak bertuan. Pantauan di dua TPS kota Medan, jumlah kartu pemilih tak bertuan karena pemiliknya men inggal dunia atau tak lagi bertempat tinggal di TPS bersangkutan mencapai 20 persen dari jumlah pemilih. Menurut Ketua KPU Medan Nelly Armayanti ini terjadi karena human error. (dtc/kcm)