17 Oktober, 2008

Beragam Komentar Terkait Tindakan Kakan Infokom

Dari Guru yang Jarang Masuk, Proposal Cair, Ngerumpi Berjam-jam di Kok Tong, Sampai memotong Hak Wartawan Rp200.000


SIANTAR-SK: Tindakan Kepala Kantor Infokom Pemko Pematangsiantar, Julham Situmorang, yang mendiskualifikasi enam media di Kantor Infokom, dinilai berbagai kalangan melecehkan pers, terutama waratwan. Apalagi, pernyataan terakhir dari pengumuman di Kantor Infokom tersebut yang menulis, ‘Siapa menyusul?’ dinilai sebagai tindakan yang sangat arogan.
Sinar Keadilan sendiri mendapat beragam komentar, baik langsung kepada wartawan Sinar Keadilan, melalui sms maupun blog. Hampir semuanya memberikan komentar yang menyesalkan tindakan Julham tersebut. Ada yang mengatakan Julham sama sekali tidak mengerti fungsi pers. “Pers bukan musuh tetapi mitra,” kata sebuah komentar.
Komentar lainnya meminta Walikota Pematangsiantar segera memundurkan Julham dari jabatannya karena itu justru mencoreng Pemko Siantar. Berikut ini salah satu komentar yang masuk ke Sinar keadilan terkait tindakan Julham tersebut, yang berasal dari seseorang yang minta namanya dirahasiakan dan mengaku sebagai masyarakat Siantar yang menginginkan kebenaran . “Tindakan Kakan Infokom tersebut sudah sangat kelewatan. Pemberitaan tentang Walikota Siantar yang merupakan pimpinan nomor satu di Siantar merupakan hasil fakta dan nyata terjadi di lapangan seperti aksi demontrasi rakyat. Kalau tidak mau diberitakan yang buruknya, maunya RE Siahaan dalam menjalankan roda pemerintahannya haruslah tidak membuat kebijakan yang merugikan rakyatnya. Beraninya Kakan Infokom tersebut mengeluarkan sejumlah koran yang masuk ke Infokom. Ini merupakan suatu bentuk untuk mencari muka kepada Walikota Siantar, artinya dia mau angkat telor biar dibilang walikota bahwa dia berani dan bekerja secara bijaksana. Kakan Infokom harus sadar dan berpikir terhadap dirinya sendiri. Dia hanyalah seorang guru di SMA Negeri 3 yang sama sekali tidak pernah masuk mengajar, melainkan kerap sekali asyik minum kopi di Koktong dengan betah duduk sampai berjam-jam dan ngerumpi. Jabatan dan kedudukannya di Dispora maupun FKGOR juga tidak lain hanya sebatas untuk membuat kegiatan-kegiatan atau turnamen dengan mengandalkan proposal. Cairrrrrrrrrrrrrrr gitu loh.
Hendaknya Kakan Infokom harus langsung mundur dari jabatannya sebagai Kakan Infokom atau sebelum para wartawan/jurnalis di Siantar memundurkannya secara tidak hormat dan meributi kepemimpinannya di koran yang dapat dibaca semua orang yang ada di Indonesia ini.
Oh ya, paling parahnya lagi dan informasinya sudah beredar, Kakan Infokom juga berani mengutip dan memotong uang hak para wartawan beragama Muslim sebesar Rp200.000/orang dengan membuat dalih untuk uang acara buka puasa bersama.
Padahal menunya dalam buka puasa itu bila dirupiahkan hanya Rp15.000. Nilai uang Rp200.0000 tentu tak sebanding dengan Rp15.000. Kita dapat kenyang dan lebih puas di Rumah Makan Garuda atau Bukit Tinggi dengan harga Rp30.0000. Kemana lebihnya Pak Kakan yang terhormat? Apa uang itu untuk minum tuak di warung tuak di Tekongan Manis Jalan Pattimura?”
Julham yang coba dikonfirmasi mengenai komentar ini tak bisa dihubungi. Handphone-nya tak aktif saat dihubungi tadi malam. (fet)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar