17 Oktober, 2008
Satpol PP Nyaris Bentrok dengan Puluhan Pegawai RSUD dr Djasamen Saragih Pematangsiantar
SIANTAR-SK: Bentrok fisik nyaris terjadi antara puluhan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemko Pematangsiantar dengan puluhan pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Djasamen Saragih Pematangsiantar, Kamis (16/10), di halaman rumah sakit tersebut. Penyebabnya, Satpol PP berusaha menurunkan sejumlah spanduk yang dipasang pegawai rumah sakit di beberapa tempat di halaman rumah sakit itu.
Spanduk-spanduk itu berisi tulisan kecaman terhadap Walikota Pematangsiantar RE Siahaan yang mengganti dr Ria Novida Telaumbanua sebagai direktur dengan dr Ronald Saragih. Beberapa spanduk itu berisi tulisan antara lain: “RSU dr Djasamen Bukan ATM walikota”, ”RSU dr Djasamen Bukan Milik Pribadi Walikota” dan ”dr Ria Telaumbanua, Kami tetap mendukungmu”.
Sejak pagi puluhan pegawai rumah sakit kebanggaan masyarakat kota Pematangsiantar itu telah memulai aksinya dengan memasang beberapa poster dan spanduk di berbagai tempat dilingkungan RSU itu. Setelah semua spanduk dan poster terpasang, para pegawai yang didominasi perempuan dari bagian perawat itu melakukan penjagaan di sekitar spanduk dan poster itu. Adapun alasan mereka berjaga-jaga karena mereka tidak mau bentuk aspirasi mereka itu diganggu pihak lain, termasuk petugas Satpol PP.
Kekhawatiran mereka ternyata terbukt. Awalnya pada pukul 13.30 Wib, dengan mengendarai mobil patroli, tiga orang petugas Satpol PP memasuki lokasi RSU. Setibanya di tempat itu. mereka berusaha menurunkan poster dan spanduk yang sudah terpasang dengan menggunakan egrek. Namun usaha mereka mendapat aksi perlawanan keras puluhan pegawai RSU.
Mungkin karena kalah kuat, dengan wajah cemberut tiga orang petugas Satpol PP itu lalu pergi. Tidak berapa lama, Kapolsek Siantar Selatan Iptu Robert Gultom bersama puluhan petugas polisi berseragam dan berpakaian preman terlihat hadir dan berjaga-jaga di areal RSU itu. Ketika dikonfirmasi, AKP Robert Gultom, SH, mengatakan kedatangan sejumlah petugas untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak baik, “Kedatangan kita kemari hanya untuk berjaga-jaga mengantisipasi situasi Kambtibmas tetap kondusif,” paparnya singkat.
Namun demikian, sekitar pukul 15.00 Wib dengan mengendarai mobil patroli dan sepeda motor, puluhan petugas Satpol PP kembali datang. Kedatangan mereka ini langsung membuat suasana menjadi tegang. Semula terjadi dialog antara kedua belah pihak, Satpol PP dan pegawai RSU. Dengan disaksikan pihak kepolisian para petugas Satpol PP itu mengatakan bahwa mereka sedang melaksanakan tugas, berusaha membuka dan merampas spanduk yang terpasang. Namun dengan alasan bahwa mereka tidak melanggar hukum serta tidak mengganggu kepentingan umum, para pegawai RSU itu ngotot mempertahankan spanduk yang mereka pasang tersebut. Salah seorang pegawai, Natalia Boru Ginting, yang getol mempertahankan spanduk beserta sejumlah pegawai lainnya mengatakan agar petugas Satpol PP tidak perlu menertibkan spanduk sebab pemasangan spanduk oleh mereka adalah hal yang sah-sah saja sebab lokasi pemasangan adalah di rumah mereka sendiri (RSUD-red) dan tidak mengganggu siapa pun. “Tidak ada yang boleh menurunkan spanduk ini sebab tidak ada yang salah jadi kenapa bapak-bapak harus repot-repot? Jadi tolong bapak-bapak jauh-jauh dari saya. Saya kan wanita dan sedikit sensitive, tolong jangan dekat-dekat,” papar Natalia.
Semula para petugas Satpol PP itu sudah mundur menjauh dari para pegawai RSUD yang tetap menjagai spanduk-spanduk itu. Namun tak lama berselang tiba-tiba mereka kembali mendatangi tempat lokasi spanduk dan membuka paksa serta berupaya merampas spanduk-spanduk itu. Di lain pihak, sejumlah pegawai tak tinggal diam dan dengan sekuat tenaga berusaha mempertahankan dan merebut kembali spanduk yang sudah dirampas petugas Satpol PP.
Seketika, suasana di sekitar RS terlihat bak film laga. Aksi kejar-kejaran, saling sikut dan saling dorong antar kedua kubu tak dapat dihindarkan. Bahkan tontonan gratis tersebut nyaris menjadi perang adu fisik. Namun, hal tersebut segera diantisipasi polisi dan sejumlah warga yang berada di sekitar lokasi, sehingga bentrok fisik dapat dihindarkan.
Bak kalah perang, petugas Satpol PP akhirnya meninggalkan RSUD dengan wajah lesu dan tangan hampa, tanpa spanduk. Seorang pelajar yang kebetulan menyaksikan adegan tersebut sempat berkata kepada Sinar Keadilan, “Lucu, ya bang, Satpol PP keok lawan inang-inang.” (daud)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar