26 September, 2008

Ibu-ibu Siap Aksi Bugil ke KPK dan Mendagri Agar Walikota Ditangkap


Dua Kubu Pendukung Walikota dan DPRD Siantar Saling Unjuk Kekuatan
DM Ater: Akan Menimbulkan Konflik Jika Walikota Tidak Mencabut Putusannya

SIANTAR-SK: Perseteruan antara massa pendukung Walikota RE Siahaan dan DPRD Pematangsiantar terulang kembali. Kemarin, Kamis (25/9), kedua kubu yang berjumlah ratusan saling unjuk kekuatan, di Kantor DPRD dan Kantor Walikota. Hal ini dilatarbelakangi masalah pengangkatan Direktur RSUD dr Djasamen Saragih.
Sebelumnya sekitar pukul 10.00 Wib, massa yang mengatas namakan Forum Mahasiswa Peduli Hukum dan Aliansi Rakyat Bersatu (FMPH-ARM) melakukan orasi dengan membawa spanduk dan poster yang mendukung kebijakan walikota mengangkat dr Ronald Saragih sebagai Direktur RSUD dr Djasamen Saragih.
Koordinator aksi Hendra Pandiangan dalam orasinya mendesak DPRD Siantar agar menghargai hasil keputusan eksekutif. Selain itu pihaknya menilai banyak kebijakan dewan tidak berpihak kepada masyarakat.
Karena tidak ada satupun anggota dewan yang menemui, massa mencoba masuk ke dalam gedung tetapi dihadang puluhan petugas Satpol Pamong Praja (PP) dibantu petugas dari Polresta Siantar dan Sat Brimob dengan bersenjata lengkap.
Berselang setengah jam, massa pendukung DPRD yakni Aliansi Rakyat Bersatu (ARB) terdiri dari pedagang kaki lima dipimpin Sumihar Pardede dan Hendrik Manurung, persis di depan gerbang berorasi mendesak Walikota RE Siahaan dicopot dari jabatannya, karena dinilai banyak kebijakan menyebabkan kondisi Siantar kacau balau. “Kita mendukung sepenuhnya sikap DPRD Siantar, sudah saatnya rakyat bicara. Masalah 19 CPNS Gate, putusan Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha (KPPU) dan kasus lainnya harus diusut tuntas penegak hukum,” ujar Sumihar yang akrab dipanggil Choki.
Sementara itu para pedagang yang terdiri dari ibu-ibu tersebut menyatakan sikap siap melakukan aksi bugil di Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri). “Kami siap melakukannya sebagai desakan agar walikota ditangkap atas perbuatannya selama ini,” tandas seorang ibu.
Selanjutnya massa ARB sambil berteriak “tangkap RE Siahaan” masuk ke dalam gedung DPRD. Hal ini membuat massa FMPH-ARM langsung spontan bergerak menuju Kantor Walikota yang berjarak 20 meter untuk melakukan orasi.Suasana semakin memanas dimana kedua kubu saling melemparkan pendapatnya masing- masing.Hal ini sempat menjadi tontonan masyarakat yang sedang melintas dan menyebabkan kemacetan di Jalan Merdeka.
Usai melakukan orasi selama 15 menit massa ARB bergerak menuju kantor Walikota. Melihat hal tersebut massa FMPH-ARM bergegas keluar menuju Jalan Merdeka.
Secara terpisah RSUD Djasamen Saragih yang terletak di Jalan Sutomo dijaga ketat petugas keamanan Polresta Siantar. Sesuai informasi yang dihimpun penjagaan dilakukan karena adanya dugaan RSUD tersebut akan diambil-alih paksa.
Sementara itu tokoh masyarakat Siantar DM Ater Siahaan menilai pro-kontra mengenai pencopotan Direktur RSUD dr Ria Telaumbanua, harusnya ditinjau kembali oleh walikota.
Menurutnya jika hal ini tidak dilakukan maka menyebabkan kondisi Siantar tidak kondusif. “Jelas nyata masyarakat menilai dr Ria memimpin RSUD yang dulunya berpredikat rumah sakit hantu telah menjadi rumah sakit favorit karena adanya peningkatan pelayanan kesehatan,” sebut Ketua Ikatan Pemuda Karya (IPK) Siantar tersebut.
Ater mengatakan kondisi Siantar saat ini merupakan awal adanya perseteruan pribadi yang bermuara terjadinya konflik kepentingan. Menurutnya ini dapat menimbulkan konflik berkepanjangan dan rawan, jika walikota tidak melakukan perbaikan atas kebijakannya tersebut.(jansen)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar