22 September, 2008

Para Pegawai Lakukan Mogok Kerja Selama 1 Jam

Protes Pergantian Direktur RSUD dr Djasamen Pematangsiantar Terus Berlanjut

SIANTAR-SK: Ratusan dokter, perawat, dan pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Djasamen Saragih Pematangsiantar melakukan aksi mogok kerja selama satu jam, Senin (22/9). Aksi ini sebagai kelanjutan dari protes atas digantinya dr Ria Novida Telaumbanua sebagai direktur rumah sakit.
Aksi mogok kerja dilakukan seusai mereka mengikuti apel pagi yang dipimpin dr Ria. Sehari sebelumnya beredar informasi akan terjadi dualisme pemimpin apel pagi antara dr Ria dengan dr Ronald Saragih (pejabat direktur yang ditunjuk walikota). Hal ini menyebabkan Ketua DPRD Siantar Lingga Napitupulu, Wakil Ketua Saud Simanjuntak, anggota DPRD Aroni Zendrato, Dapot PM Sagala dan Johnny Siregar, hadir dalam apel pagi itu.
Namun, meski melakukan mogok kerja, pelayanan terhadap masyarakat dan para pasien yang ada di rumah sakit tersebut tidak terkendala. Para dokter dan perawat yang menangani pasien tetap melakukan tugasnya dengan baik.
Salah seorang pegawai, J Purba, mengatakan aksi mogok kerja kurang lebih satu jam tersebut sebagai bentuk protes atas pergantian dr Ria yang menimbulkan suasana tidak kondusif di RSUD yang terletak di Jalan Sutomo tersebut. “Ini kita lakukan agar ada perhatian pemko atas situasi yang terjadi di RSUD yang sebenarnya,” jelasnya.
Purba mengatakan ini juga dilatarbelakangi aksi teror dari sekelompok orang, kemarin malam (Senin dini hari) sekitar pukul 02.00 Wib. Saat itu, ditemukan pemasangan spanduk di pagar RSUD tersebut.
Hal ini dibenarkan salah satu petugas keamanan yang identitasnya tidak mau disebut. Petugas keamanan ini mengatakan melihat pemasangan spanduk sebanyak tiga buah dilakukan dua orang.
Selanjutnya dia mempertanyakan atas ijin siapa spanduk tersebut dipasang dan meminta agar dicabut. Menurut pengakuannya, kedua orang tersebut langsung mencabutnya dan pergi. Anehnya setelah dia dan pegawai RSUD masuk ke dalam ternyata spanduk tersebut dipasang paginya sekitar pukul 07.00 Wib. “Spanduk tersebut langsung kita amankan, karena tidak tahu atas permintaan siapa agar dipasang,” ujarnya.
Sedangkan isi tulisan spanduk tersebut antara lain “masyarakat Siantar mendukung dr Ronald Saragih sebagai Direktur RSUD Djasamen Saragih”. Dikatakannya tidak ada tulisan dari lembaga mana spanduk dimaksud, namun ada bahasa Simalungun di bawahnya yakni “Diatei Tupa”.
Sementara itu dr Ria usai memimpin apel pagi, di ruang kerjanya mengatakan laporan pemasangan spanduk yang tidak dikenal tersebut langsung disampaikan kepada pihak keamanan. Dia juga mengakui menerima layanan SMS (Short Message Service) yang menyudutkan dirinya. “Saya merasa terusik atas kejadian ini, jangan sampai membawa kesukuan apalagi menyangkut Simalungun,” ujarnya.
Dia berharap agar situasi di RSUD saat ini jangan diprovokasi oknum tidak bertanggung jawab sampai menciptakan konflik berbau suku, ras dan agama (Sara). “Inilah kejahatan politik di Siantar, kita takutkan justru akan menimbulkan perpecahan di masyarakat,” katanya singkat. (jansen)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar