06 Februari, 2008

Hutan Sibatuloting Terus Dijarah, Dinas Kehutanan Tak Peduli

SIMALUNGUN-SK: Sampai saat ini, penebangan hutan register 2 tepatnya di Rondang Bosar Nauli, Kawasan Hutan Sibatuloting, Simalungun, masih terus terjadi. Di hutan tersebut terlihat berserakan ratusan gelondongan kayu yang sebagian masih baru saja dipotong dan sebagian lagi sudah lama dipotong. Diduga kayu-kayu tersebut merupakan hasil penebangan liar. Ironisnya, Dinas Kehutanan terkesan tidak peduli dan tutup mata meski kondisi hutan sudah gundul dan gersang.
Pantauan Sinar Keadilan, Selasa (22/1), di lokasi hutan Sibatuloting, kayu yang dirambah dan terletak tidak beraturan merupakan kayu bulat dari berbagai jenis yang ditebang oleh pekerja dengan menggunakan mesin sinsaw.
Pria bermarga Aritonang kepada Sinar Keadilan saat ditemui di lokasi perambahan hutan mengatakan bahwa dirinya sudah lama di lokasi tersebut sebagai pekerja yang menggunakan alat sinsaw. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa ada beberapa pengusaha yang menguasai kawasan hutan tersebut.
Terkait penebangan hutan, Riswan Gultom selaku Sekretaris Komunitas Peduli Hukum (KMPH) kepada Sinar Keadilan mengaku bahwa dirinya juga pernah mengamati lokasi perambahan hutan itu. Lebih dalam, Gultom menyebutkan bahwa kondisi kekeringan dan gundulnya hutan itu tidak lain karena perambahan hutan yang dilakukan oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab.
“Saya sebut demikian karena seharusnya setelah dilakukan penebangan kayu harus secepatnya menggantikan kayu tersebut dengan menanam pohon kembali demi menjaga kelestarian lingkungan. Namun pada kenyataannya kayu ditebang tetapi tidak dilakukan penanaman pohon kembali. Akibatnya hutan menjadi gundul, tandus, dan kering,” katanya.
Menurutnya, peristiwa gundulnya hutan tersebut akibat lambannya Dinas Kehutanan Simalungun dalam mengawasi hutan tersebut sehingga disinyalir bermain mata dengan pengusaha. “Saya katakan demikian karena dari sejak kemarin permasalahan tersebut sudah ada. Akan tetapi, Pemkab Simalungun melalui dinas terkait belum terlihat kinerja maksimal mengatasi persoalan tersebut,” keluhnya.
Lebih lanjut dia mengatakan penebangan kayu yang membuat hutan gundul dapat berakibat buruk untuk daerah Simalungun. “Dengan gundulnya hutan, debit air akan menurun, akan terjadi longsor dan banjir bahkan bencana alam lainnya. Bahkan, hewan-hewan yang seharusnya bertempat tinggal di dalam hutan akan mendatangi pemukiman penduduk, sebab habitat dari berbagai macam hewan sudah tidak ada lagi,” ujarnya.
Melihat dari pada kondisi tersebut, warga Tiga Dolok Simalungun itu berharap kepada aparat hukum agar secepatnya turun ke lapangan dan menangkap oknum-oknum yang nekad merusaki kelestarian lingkungan.